Blackie dan Plekey (Part I)


Pada zaman dahulu kala.. di suatu pagi yang cerah di Pulogadung.. Sekitar tahun 2007 (belum dahulu kala meureun??)..
Tokoh utama kita, seekor anjing jantan putih ras Sheba Inu (halah) bernama Blackie (ironis), sambil menyandang gelar profesi yang cukup berguna namun kurang dikenal (apaan inih) dari institut teknologi yang sangat terkemuka di Bandung menyambangi sebuah perusahaan untuk bekerja dihari pertamanya.
Blackie yang datang dengan malu-malu (namun ganteng) tampak bingung (sekali lagi tetap ganteng) menyikapi suasana kantor yang saat itu masih sepi.. Hanya terdengar sayup-sayup suara vacuum cleaner Pak Iwan yang tetap setia melumati paper klip, serpihan-serpihan kertas, guntingan rambut, dan remah-remah roti (ini kantor, salon, apa taman kanak-kanak?) di sela-sela meja-meja kerja karyawan.
Ternyata kebingungan blackie ini tidak berlangsung lama, Saudara-saudara! (woy.. ini bukan khotbah), karena Blackie segera mengenali sosok akrab (manusia) berkerudung yang sedang sibuk di depan komputernya.. “Hmmm.. buah nangka dimakan jin, tak kusangka dia rajin..” Begitu kira-kira bunyi pantun yang terbersit di pikiran tokoh kita (yang masih dan selalu ganteng ini).
Blackie segera berlari-lari kecil sambil mengibas-ngibaskan debu yang garang menerjang wajah (tampan)nya. Setelah ia sampai disamping meja milik sosok rajin itu, ia segera menyapa, “Guk, guk.. Arrr..Woof guk gak gluduk gluduk!” (hai bubu, kamu rajin banget pagi-pagi udah kerja.. lagi ngerjain apa sih??). Ternyata sosok itu bernama Bubu, wahai para pembaca yang budiman. Bubu tersenyum sambil berkata, “ Hai, Blackie!! Kau sudah datang!! Ayo kita bekerja dengan giat!” (Hmm, sosok ini tampak terlalu idealis). Blackie menjawab,”Guk gak gubrag gubrag!” (artinya.. Yuk!)
Blackie pun pagi itu ditraining oleh bubu untuk mendapatkan sesuatu yang segera mengubah hidupnya : Betapa mudahnya mendapatkan lagu-lagu terbaru maupun lawas dari Multiply.com!
10 menit kemudian, terdengar tapak-tapak kaki dengan birama ¾, namun segera berganti dengan ¼, lalu 2/5, (yang ternyata jika didengarkan dengan seksama langkah kakinya sangat tidak beraturan) mendekati Blackie dan Bubu. Tapak-tapak kaki itu milik seekor anjing labrador campuran anjing kampung batak, nampaknya betina (untuk kepastian jenis kelaminnya akan terungkap sebentar lagi).
Anjing labratak (mix labrador dan batak) itu merengut, tampak pundung melihat Blackie mengambil alih kursi kerjanya. Blackie - yang menganggap rengutan itu sebagai lipatan alami pada wajah seekor anjing betina yang sedang mengalami penuaan dini – segera menyadari kehadirannya. Oleh Bubu, Blackie dikenalkan pada anjing labratak itu. Ternyata dia bernama Plekey (dibaca pleki, bibir atas maju 25 mm).
Kesan pertama Blackie pada Plekey yang berbau menyengat metro mini itu adalah Plekey seekor anjing yang kesepian, tanpa teman dan kelaparan. Sudah bisa dipastikan, kesan Plekey terhadap Blackie adalah kesan yang mendalam tentang sosok seekor anjing yang cool, calm, dan confident.
Hari berganti hari, bulan berganti bulan, keakraban Blackie dan Plekey semakin menarik perhatian. Gosip-gosip berseliweran (halah) dan bertubi-tubi menimpa keduanya. Mulai dari gosip mereka berpacaran, mereka bersaudara, mereka artis ternama, hingga gosip bahwa sebenarnya mereka adalah alien. Namun, Blackie dan Plekey tidak perduli. Mereka bahkan memperluas jaringan dengan merekrut Brengik (seekor lemur bermata besar dan berlesung pipit), Brownie (burung gagak berbulu coklat dan bertahi lalat di atas paruh) dan Sleepy (seekor pinguin yang cerewet). Eksistensi mereka berlima tak terbantahkan dengan mendeklarasikan berdirinya ATM (Anak-anak Teh Manis).
Blackie dan Plekey tetap asyik jaya lenggang kangkung bersahabat dan bersenda gurau, dengan tetap menjaga tradisi berseteru dengan frekuensi 2 minggu sekali. Setiap hari, mereka pergi dan pulang kerja bersama, membeli nasi uduk, bubur kacang, pecel lele.. tertawa terkeren-keren dan selalu bahagia.
Keadaan kantor yang penuh tekanan, penuh derita, penuh kerjaan dan penuh pulang malam terasa ringan bagi Blackie bila ada Plekey disisinya, menemaninya saat makan siang nasi putih dan ikan asin plus pedigree rasa ayam bawang. Plekey yang dahulu tampak malu-malu dan acak-acakan kini menjadi seseanjing yang beda.. Dia kini tampak percaya diri dan selalu lebai.

(To Be Continued)
0 Responses

    About Me

    My Photo
    gandj priadi
    Bandung, West Java, Indonesia
    I'm a 27 y.o. male pharmacist working in national state owned company, particularly in vaccine production field. I love music, writing, reading, sharing my filled-head-thoughts stupidly :D What's predominant about me : It is much better making fun of yourself than of others, and always try hard to avoid being a smartass because it's not cool at all.. :)
    View my complete profile

    Recent Visitors

    Followers